Aku Dimakamkan Hari Ini

Aku Dimakamkan Hari Ini
Perlahan, tubuhku ditutup tanah, perlahan, semua pergi meninggalkanku, masih terdengar jelas langkah-langkah terakhir mereka, aku sendirian, di tempat gelap yang tak pernah terbayang, sendiri, menunggu keputusan…

Orang tua, belahan hati, belahan jiwa pun pergi, Adik, Kaka, tak juga tinggal, Apa lagi sekedar tangan kanan, kawan dekat, rekan bisnis, atau orang-orang lain, aku bukan siapa-siapa lagi bagi mereka...

Orang tuaku menangis, sangat pedih, aku pun demikian, Sodaraku menangis, tak kalah sedih, dan aku juga, Tangan kananku menghibur mereka, kawan dekatku berkirim bunga dan ucapan,

tetapi...
aku tetap sendiri, disini menunggu perhitungan. Menyesal sudah tak mungkin, Tobat tak lagi dianggap, dan ma'af pun tak bakal didengar, aku benar-benar harus sendiri…

Tuhanku,
(entah dari mana kekuatan itu datang setelah sekian lama aku tak lagi dekat dengan-Nya), jika kau beri aku satu lagi kesempatan, jika kau pinjamkan lagi beberapa hari milik-Mu,
beberapa hari saja…

Aku harus berkeliling, memohon ma'af pada mereka,
yang selama ini telah merasakan zalimku,
yang selama ini sengsara karena aku,
yang tertindas dalam kuasaku,
yang selama ini telah aku sakiti hati nya,
yang selama ini telah aku bohongi,
Aku harus kembalikan, semua harta kotor ini,
yang kukumpulkan dengan wajah gembira,
yang kukuras dari sumber yang tak jelas,
yang kumakan, bahkan yang kutelan.

Aku harus tuntaskan janji-janji palsu yang sering ku umbar dulu.

Tuhan,
beri lagi aku beberapa hari milik-Mu, untuk berbakti kepada ayah dan ibu tercinta, teringat kata-kata kasar dan keras yang menyakiti hati mereka,
ma'afkan aku ayah dan ibu, mengapa tak kusadari betapa besar kasih sayang mu, beri juga aku waktu, untuk berkumpul dengan sodara-sodaraku, untuk sungguh sungguh beramal soleh,

Aku sungguh ingin bersujud dihadap-Mu, bersama mereka. Begitu sesal diri ini
karena hari-hari telah berlalu tanpa
makna, penuh kesia-sia an, kesenangan yang pernah kuraih dulu, tak ada artinya
sama sekali.

Mengapa ku sia-siakan begitu saja, waktu hidup yang hanya sekali itu.
Andai ku bisa putar ulang waktu itu.

Aku dimakamkan hari ini, dan semua menjadi tak terma'afkan, dan semua menjadi terlambat, dan aku harus sendiri untuk waktu yang tak terbayangkan...